Menlu China dan Rusia Bahas Stabilitas Timur Tengah, Tekankan Dialog Damai atas Konflik Iran

Kuala Lumpur, 11 Juli 2025 — Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok, Wang Yi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam pertemuan bilateral di sela-sela forum diplomatik ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (10/7/2025).

Keduanya membahas berbagai isu global krusial, termasuk ketegangan yang baru-baru ini terjadi antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat, khususnya terkait program nuklir dan serangan militer yang sempat mengancam stabilitas kawasan.

Dalam pernyataan resminya, Wang Yi menegaskan bahwa kekerasan dan tekanan bukan solusi untuk menciptakan perdamaian jangka panjang. Ia menyatakan bahwa dialog dan diplomasi adalah jalan utama untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Timur Tengah.

“Kekerasan tidak menciptakan perdamaian, dan tekanan tidak akan menyelesaikan masalah. Dialog serta perundingan tetap menjadi solusi mendasar,” ujar Wang Yi seperti dilansir Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Iran, Senjata Nuklir, dan Sikap China

China, menurut Wang, tetap konsisten mendukung hak Iran menggunakan energi nuklir secara damai dalam kerangka Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), sekaligus mendukung komitmen Teheran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir.

Pertemuan ini merupakan kontak langsung pertama antara China dan Rusia sejak konflik bersenjata antara Iran dan Israel berlangsung selama 12 hari pada Juni lalu, yang turut disusul oleh serangan udara dari Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir strategis milik Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.

Konflik memanas setelah Israel melancarkan serangan terhadap infrastruktur militer dan sipil Iran, memicu balasan dari Iran, hingga akhirnya gencatan senjata diumumkan pada 24 Juni 2025 atas mediasi dari Amerika Serikat.

Rusia dan China Kecam Serangan AS-Israel

Dalam pembahasan lebih lanjut, baik Wang Yi maupun Sergey Lavrov secara tegas mengecam tindakan militer Amerika Serikat dan Israel yang menyerang fasilitas nuklir Iran. Mereka menilai langkah tersebut hanya memperburuk ketegangan regional dan dapat mencederai upaya diplomasi global.

Selain isu Iran, kedua diplomat juga menyinggung situasi di Palestina dan Israel, serta menegaskan pentingnya kerja sama multipihak dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *