
JAKARTA – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, melontarkan sindiran keras terhadap Israel yang dinilainya sangat bergantung pada Amerika Serikat selama konflik bersenjata yang berlangsung sejak 13 Juni 2025.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui platform X (dulu Twitter), Araghchi menyebut Israel tak lebih dari “anak papa” yang selalu meminta bantuan Amerika ketika situasi di medan perang memanas.
“Rakyat Iran yang agung dan kuat telah membuktikan kepada dunia bahwa rezim Zionis tidak punya pilihan selain lari ke ‘papa’-nya untuk menyelamatkan diri dari serangan rudal kami,” tulis Araghchi, dikutip Senin (1/7/2025).
Komentar tajam itu muncul setelah Amerika Serikat melakukan intervensi militer dengan menghantam salah satu fasilitas nuklir Iran, di tengah konflik yang masih berlangsung antara Teheran dan Tel Aviv. Langkah itu dianggap Iran sebagai bentuk dukungan terang-terangan dari Washington kepada Israel.
Sindiran Pedas dan Peringatan untuk Trump
Dalam unggahannya, Araghchi juga menyampaikan peringatan tegas kepada mantan Presiden AS Donald Trump, yang dinilai sering mengeluarkan pernyataan yang merendahkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
“Jika Trump benar-benar ingin ada kesepakatan, maka dia harus menunjukkan sikap hormat, bukan malah menghina Khamenei,” tulisnya.
Ia menekankan bahwa hinaan terhadap Khamenei tidak hanya menyerang pribadi, tetapi juga menyakiti jutaan rakyat Iran yang menjadikan Khamenei sebagai pemimpin spiritual dan simbol kedaulatan negara.
Pernyataan Araghchi ini semakin menegaskan ketegangan antara Teheran, Tel Aviv, dan Washington. Ia menutup unggahannya dengan ancaman yang menegaskan akan ada konsekuensi berat jika pelecehan terhadap Khamenei terus berlanjut.
Facebook Comments